Pengertian Konsep Evolusi Dalam Antropologi

Pengertian Konsep Evolusi Dalam Antropologi - Secara sederhana, konsep ”evolusi” mengacu pada sebuah transformasi yang berlangsung secara bertahap. Walaupun istilah tersebut merupakan istilah umum yang dapat dipakai dalam berbagai bidang studi (McHenry, 2000: 453). Dalam pandangan para antropolog istilah ”evolusi” yang merupakan gagasan bahwa bentuk-bentuk kehidupan berkembang dari suatu bentuk ke bentuk lain melalui mata rantai transformasi dan modifikasi yang tak pernah putus, pada umumnya diterima sebagai awal landasan berpikir mereka.
 
Konsep ”evolusi” yang sering digandengkan dengan pengertian ‘perubahan secara perlahan-lahan
tapi pasti’, memang diawali dengan karya Charles Darwin dalam bukunya yag terkenal Origin of Species. (1859). Sebenarnya gagasan ini kasar yang menyatakan bahwa bentukbentuk kehidupan berkembang dari bentuk yang satu ke bentuk lainnya diperkirakan sudah sejak zaman Yunani kuno, dan sejumlah pemikir sejak masa itu telah membuat postulat yang serupa atau mendekati pengertian asal-usul kehidupan yang evolusioner. 

Banyak pelopor sebelum Darwin, termasuk kakeknya sendiri, yang mengakui adanya keragaman dan diversitas kehidupan dengan mengajukan hipotesis tentang modifikasi evolusioner.
 
Gagasan tentang evolusi melalui seleksi alam ini merupakan gagasan utamanya Darwin dalam bukunya tersebut. Darwin dianggap telah mencapai pemahaman yang koheren ⎯ meski tidak lengkap karena ia tidak tahu tentang proses hereditas atau pewarisan karakter yang kemudian ditemukan Gregor Mendel (Dobzhansky, 1962; Huxley, 1942) ⎯ pengaruhnya begitu luas, bukan hanya bidang biologi saja, tetapi melebar ke bidang-bidang sosial budaya. 

Oleh karena itu terminologi ‘evolusi’ tidak berhenti dalam bidang biologi, tetapi merambah ke bidang lain, sehingga dikenal istilah-istilah dan teori-teori; Evolusi Keluarga, Evolusi Agama, Evolusi Sosial Budaya. Untuk nama yang terakhir ini sering overlap dengan Darwinisme Sosial di mana Herbert Spencer merupakan sumber pertama yang memunculkan jargon the survival of the fittest (daya tahan dari jenis atau individu yang memiliki ciri-ciri paling cocok dengan lingkungannya), sebagaimana tertuang dalam karyanya Principles of Sociology (1896).