Tanda-tanda Sebelum Terjadinya Gempa Bumi

Tanda-tanda Sebelum Terjadinya Gempa Bumi


a. Perilaku Hewan


Tidak ada teknologi sehebat apapun yang bisa menghentikan gempa. Tidak ada pakar yang bisa menentukan tanggal akan terjadi gempa. Yang bisa dilakukan oleh manusia adalah mengurangi korban karena bencana alam. Bencana kedua - setelah bencana pertama gempa - yakni meminalkan angka kematian manusia karena kecerobohan manusia.

Kehebatan hewan menangkap gejala alam telah terungkap sejak Sebelum Masehi (SM). Pada tahun 373 SM, tikus, ular dan musang telah meninggalkan kota Helis di Yunani beberapa hari sebelum gempa menghancurkan kota itu. Kasus serupa juga dirasakan oleh pencari tiram di perairan Alue Naga Banda Aceh. Dua hari sebelum gempa pada Minggu pagi, mereka tidak menemukan tiram. Karena itu, kita keliru menyatakan gempa datang tiba-tiba tanpa permisi. Alam telah memberi tanda-tanda untuk menyibak rahasia alam.

Fenomena ini hewan ini juga terlihat pada gempa 7,3 Skala Richter di Jawa Barat 2 September 2009. Puluhan satwa di Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Bogor menunjukkan perilaku aneh dan gelisah sekitar 10-15 menit sebelum gempa. Hal ini juga dialami oleh simpanse yang berteriak-teriak 15 menit sebelum bumi Sunda dihayak.

Hewan-hewan yang bisa dijadikan pendeteksi gempa antara lain ikan, burung, ular, kucing, ayam, anjing, kuda, babi, kura-kura, kelelawar, ikan. Beberapa menit sebelum gempa di Aceh pada 26 Desember 2004, sekelompok bangau yang biasanya berumah di rawa-rawa terbang ke perbukitan sebaga. Tak diragukan lagi, hewan bisa dijadikan sistem peringatan dini (early warning system). Dengan demikian, warga bisa mengambil langkah penyelamatan sekitar 15 menit dengan mengamati sensor stimulus binatang yang mujarab.

Mengutip analisa ahli perilaku satwa Herve Fritz dari Pusat Riset Nasional di Prancis, gajah memiliki kemampuan mendengar suara gelombang sub-sonic hingga puluhan kilometer. Dia yakin gajah dapat mendengar deru gelombang air (tsunami), vibrasi permukaan tanah ataupun rambatan gemuruh gelombang suara di udara. Kaki dan belalai gajah sanggup merasakan getaran yang sangat kecil sekali. Jika ada derap langkah manusia, gajah segera mengulurkan belalai ke bawah untuk merasakan apakah itu berbahaya bagi dirinya. Hasilnya, tidak ada gajah yang terkapar karena lumpur tsunami di Phuket atau di Sri Lanka.

Kucing bisa mendengar suara dari 30 mega hertz, anjing dan gajah bisa mendengar kurang dari 10 mega hertz yang sangat ampuh mendeteksi gempa. Gempa menimbulkan gelombang elektromagnetik ke udara dan suara Infrasound yang ditangkap oleh hewan karena memiliki kapasitas pendengaran (auditory capacities) yang melebihi manusia, pancaran suara ultra (ultrasound) sebagai getaran mikroseismik dari patahan batuan. Sedangkan manusia hanya 80-100 mega hertz.

b. Suara dari Alam

Suara-suara alam tertentu. Suara glung mirip timba jatuh, pernah didengar oleh masyarakat Imogiri, Bantul, setelah terjadi gempa Yogyakarta. Suara ini kemungkinan terjadi karena terjadi resonansi di dalam rongga-rongga yang ada di bawah tanah, ketika terjadi getaran gempa. Suara gemerincing di dasar laut, yang disebabkan oleh gelombang bunyi (gelombangT-phase), ketika pusat gempa terdapat di dasar laut.

c. Jam Pendeteksi Gejala Gempa


Bagi negara yang posisinya di antara lempeng bumi, seperti Jepang, gempa bumi merupakan suatu gangguan yang hampir setiap hari terjadi. Untuk itu, diperlukan sistem peringatan dini yang bisa diakses semua orang sebelum gempa terjadi. Citizen, produsen jam asal Jepang, menangkap peluang ini dengan menciptakan Seismic Watch.

Peranti tersebut merupakan alat deteksi gempa bumi berbentuk jam tangan dan jam dinding analog. Di dalamnya, terdapat receiver EEW (early earthquake warning). EEW merupakan sinyal early warning system gempa bumi yang telah lama diterapkan di Jepang. Sistem sinyal itu dikelola Lembaga Meteorologi Nasional. Sinyal tersebut dipancarkan oleh lebih dari seratus stasiun pemantau gempa yang tersebar di seluruh negara tersebut. Dalam keadaan normal, Seismic Watch berfungsi layaknya jam tangan biasa.

EEW (early earthquake warning)
Mekanisme Kerja EEW (Wikipedia)


Namun, ketika tiba-tiba menangkap sinyal EEW, ia akan langsung menghitung besarnya gempa dan interval waktu hingga gempa datang. Perhitungan ini berdasar data lokasi di mana jam sedang dipakai pemiliknya. Setelah menghitung, jam langsung memperingatkan pemiliknya lewat bunyi alarm dan getaran. Putaran jarum jamnya akan makin cepat sesuai dengan intensitas perkiraan gempa. Sementara itu, jarum menit dan jarum detiknya akan memulai countdown hingga gempa benar-benar tiba.