Penyebab Terjadinya Gempa Bumi

Penyebab Terjadinya Gempa


Berdasarkan penyebab terjadinya gempa bumi dapat dibagi menjadi 4 , yaitu ; (1) runtuhnya gua-gua dalam bumi atau gunung-gunung, (2) gempa buatan, (3) gunung api meletus dan (4) kegiatan tektonik.
Ketika ilmu tentang gempa bumi belum berkembang, manusia mengira gempa bumi terjadi akibat runtuhnya gua-gua raksasa yang terdapat di dalam bumi. Ternyata setelah diteliti lebih lanjut, dugaan itu sama sekali tidak benar karena keruntuhan seperti itu tidak pernah ada. Jika ada keruntuhan gua, hal itu hanya terjadi di daerah bawah tanah, penggalian batu kapur dan sejenisnya. Akan tetapi, keruntuhan itu hanya menimbukan getaran bumi yang kecil dan lokal.

Adanya letusan gunung berapi yang sangat dahsyat juga dapat memicu munculnya gempa (gempa vulkanik). Penyebab gempa vulkanik ada tiga hal, yaitu; adanya persentuhan antara magma dengan dinding gunung berapi; adanya tekanan gas saat gunung meletus; dan akibat adanya perpindahan magma secara mendadak di dalam dapur magma.

Gempa bumi vulkanik mempunyai kekuatan yang kurang kuat. Akan tetapi juga tetap harus diwaspadai, mengingat adanya gempa vulkanik biasanya merupakan salah satu tanda akan meletusnya gunung berapi. Ketika gunung berapi meletus maka getaran dan goncangan letusannya bisa sejauh 20 mil. Di Indonesia tahun 1883 terjadi letusan gunung Krakatau di Jawa Barat, letusan ini sangat dahsyat terdengar sampai sejauh 5000 Km dan menyebabkan adanya gelombang “Tsunami” setinggi 36 meter di lautan.

Gunung Krakatau pernah meletus tahun 1883 dan menimbulkan tsunami (Foto: Wikipedia)

Kebanyakan gempa terjadi sepanjang perbatasan antara dua lempeng tektonik. Karena didorong oleh arus-arus yang digerakkan panas di astenosfer, lempeng-lempeng itu terus menerus memisahkan diri, bertabrakan, atau saling bergesekan. Kalau tekanan yang dihasilkan oleh gerakan ini meningkat hingga melampaui tingkat tertentu, energi yang tertahan memecahkan batuan dan menciptakan retakan (sesar).
Lepasnya energi secara mendadak menimbulkan getaran yang mengguncangkan tanah, dan itulah gempa (gempa Tektonik). Titik di mana batuan pecah untuk pertama kalinya sehingga menyebabkan gempa bumi disebut fokus, dan tempat di permukaan bumi yang berada tepat di atas fokus disebut episentrum.

Tiga Jalur Utama Gempa Bumi


Terdapat tiga jalur utama gempa bumi yang merupakan batas pertemuan dari beberapa lempeng tektonik aktif:

  1. Jalur gempa bumi sirkum Pasifik. Jalur ini dari Cardilles de los Andes (Chili, Equador, dan Karibia), Amerika Tengah, Meksiko, California, British, Columbia, Columbia, Alautian Island, Katchatka, Jepang, Taiwan, Filiphina, Indonesia, Polynesia dan berakhir di New Zealand.
  2. Jalur gempa bumi Mediteran atau Trans Asiatic. Jalur ini dimulai dari Azores, Mediteran (Maroko, Portugal, Italia, Balkan, Rumania), Turki, Kaukasus, Irak, Iran, Afganistan, Himalaya, Burma, Indonesia (Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan Laut Banda) dan akhirnya bertemu dengan jalur sirkum pasifik di daerah Maluku.
  3. Jalur gempa bumi Mir-Atlantik. Jalur ini mengikuti Mid-Atlantik Rodge yaitu Spitsbergen, Iceland dan Atlantik Selatan.

Sebanyak 80% dari gempa di dunia terjadi di sirkum Pasifik yang juga merupakan jalur vulkanik, 15% gempa terjadi di jalur Mediteran dan 5% tersebar di Mid-Atlantik dan tempat-tempat lainnya.
Secara geografis, Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng utama, yaitu lempeng Hindia atau Indo-Australia di selatan yang bergerak relatif ke utara-timur dengan pergeseran 7 cm/tahun; Lempeng Eurasia di utara yang bergerak relatif 9 cm/tahun ; dan Lempeng Pasifik di sebelah Timur yang bergerak relatif ke barat dengan pergerakan 11 cm/tahun. Lempeng Indo-Australia yang berada di bawah Samudra Hindia menukik masuk ke bagian bawah lempeng benua Eurasia. Dengan letak geografis yang dijelaskan di atas, kepulauan Indonesia merupakan daerah yang mempunyai aktivitas gempa bumi cukup tinggi.

Indonesia juga termasuk bagian dari lintasan Cincin Api Pasifik, yaitu suatu lintasan deretan dunung berapi. Cincin api ini membentang dari barat Amerika Selatan berlanjut ke pantai barat Amerika Utara, lemingkar ke Kanada, semenanjung Kamsatscka, Jepang, Indonesia, Selandia Baru dan kepulauan Pasifik Selatan. Proses terbentuknya cincin api ini sangat erat hubungannya dengan daerah pertemuan dari dua lempeng yang saling menekan dan menimbulkan deretan gunung berapi. Akibatnya daerah yang dilewati cicin api sering terjadi gempa tektonik maupun volkanik.